Labels

Wednesday, January 25, 2017

PERANAN DAN PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI (Bagian 2)

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI

1. KONSUMSI

A. Pengertian
1.  Konsumsi ialah setiap tindakan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan manfaat atau kegunan suatu benda.
2.  Ciri-ciri kegiatan konsumsi :
a.        Barang yang dikonsumsi haruslah barang ekonomi atau untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan ekonomi.
b.        Barang yang dikonsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
c.        Barang yang digunakan, manfaatnya atau kegunaannya habis sekaligus atau habis berangsur-angsur.
3.   Kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung baik kebutuhan jasmani maupun
rohani.

B. Nilai Pakai dan Nilai Tukar
1.  Nilai pakai adalah nilai suatu barang karena kemampuannya memenuhi kebutuhan
a.     Nilai pakai subyektif adalah nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut untuk memenuhi kabutuhan
b.     Nilai pakai obyektif adalah nilai yang diberikan masyarakat terhadap suatu barang karena kemampuannya memenuhi kebutuhan
2.  Nilai tukar adalah nilai suatu barang karena kemampuannya dipertukarkan dengan barang lain
a. Nilai tukar subyektif adalah nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena kemampuannya ditukar dengn barang lain

C.  Nilai tukar obyektif
adalah nilai yang diberikan masyarakat terhadap suatu barang karena kemampuannya dipertukarkan dengan barang lain. 

Berikut ini akan diuraikan beberapa teori nilai obyektif secara singkat :

1)       Teori Nilai Biaya (Adam Smith)
Menurut teori ini, tinggi rendahnya nilai barang ditentukan berdasarkan banyaknya biaya yang telah dikorbankan untuk memproduksi barang yang bersangkutan. Biaya yang dimaksud di sini meliputi pengorbanan semua faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan). Semakin tinggi biaya yang perlu dikorbankan untuk memproduksi barang, semakin tinggi pula nilai tukar barang yang bersangkutan.
2)       Teori Nilai Tenaga Kerja (David Ricardo)
Menurut teori ini, tenaga kerja (sumber daya manusia) dianggap sebagai faktor produksi yang paling penting. Secara teori, biaya-biaya produksi dapat dihitung berdasarkan tenaga kerja atau jam kerja yang telah dikorbankan. Misalnya, untuk membuat meja, mula-mula dihitung penggunaan tenaga/jam kerja untuk menebang pohon. Selanjutnya, diperhitungkan tenaga untuk membelah, memotong, mengangkut, dan seterusnya. Demikian pula penggunaan kapak, gergaji, serut, dan lain-lain ikut diperhitungkan ; berapa tenaga/jam kerja yang telah dikeluarkan. Semakin banyak tenaga/jam kerja yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan barang, semakin tinggi pula nilai tukar barang yang bersangkutan.
3)       Teori Nilai Reproduksi
Sebagai penyempurnaan teori Adam Smith, biaya yang telah dikeluarkan pada waktu yang lampau dapat berbeda dengan yang harus dikeluarkan sekarang, sekiranya memproduksi kembali (reproduksi) barang yang sama. Hal itu disebabkan oleh perubahan nilai uang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau perubahan karena faktor lainnya. Oleh karena itu, biaya reproduksi merupakan ukuran yang lebih tepat untuk menentukan nilai tukar barang yang bersangkutan.
4)       Teori Nilai Pasar (Humme dan John Locke)
Menurut teori ini, tinggi rendahnya nilai barang akan ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Jika permintaan barang naik, penawaran tetap, harga akan naik. Keadaan semacam itu memberi gambaran bahwa barang yang bersangkutan banyak peminatnya sehingga mempunyai nilai tukar yang tinggi. Sebaliknya, dapat terjadi jika permintaan barang tersebut turun, penawaran tetap, harga akan turun.

D. Hukum Gossen
  1. Hukum Gossen I - Jika pemuasan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus maka mula-mula kenikmatan tinggi makin lama makin turun sampai terdapat ingkat kejenuhan.
  2. Hukum Gossen II - Manusia memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam dengan tingkat intensitas yang sama.
 
E.  Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi :
a.        Pendapatan, makin tinggi pendapatan suatu rumah tangga, maka tingkat konsumsinya semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya kecil maka konsumsinya juga kecil.
b.        Harga barang dan jasa, banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi tergantung harga barang
c.        Sikap, sikap seseorang mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika pola hidupnya boros mka ia cenderung konsumtif. Adat istiadat, Adat istiadat mempengaruhi orang melakukan konsumsi.
d.        Mode barang, Mode barang yang lagi ngetrend mempengaruhi orang untuk melakukan konsumsi.
e.        Barang subtitusi, Barang subtitusi mempengaruhi konsumsi. Jika harga barang jenis A mahal maka kita mencari barang subtitusi dari barang A yang lebih murah.
F.   Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh hukum misalnya, yang mengatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan sebaliknya bila harga turun, maka permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain cateris paribus. 

Ada dua pendekatan konsumen berperilaku seperti hukum permintaan, yaitu:
a.   Pendekatan Marginal Utility, yang bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utility) setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain, sehingga konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
b.   Pendekatan kurva indiferen (Indifference Curve)
Kurva Indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumen antara 2 macam barang, yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi konsumen. Kurva indiferen memiliki beberapa ciri atau sifat antara lain:
1)          Kurva indiferen mempunyai kemiringan (slope) negatif artinya miring dari kiri atas ke kanan bawah
2)          Kurva indiferen yang lebih tinggi kedudukannya menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.
3)          Kurna indiferen tidak saling berpotongan dengan kurva indiferen yang lain.
4)          Kurna indiferen cembung ke titik origin (titik 0)

Hukum Engel - Hubungan antara pendapatan dengan konsumsi adalah berbanding terbalik seperti yang dikemukakan oleh sarjana ekonomi Jerman bernama “ENGEL” yang terkenal dengan HUKUM ENGEL, berbunyi: “Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya”

Untuk itu maka perlu berperilaku hidup hemat dengan cara menyusun anggaran rumah tangga, sehingga antara besarnya penerimaan dan pengeluaran selalu seimbang.

No comments:

Post a Comment