1. Penyebab perilaku
menyimpang
a.
Penyerapan nilai dan norma dalam proses sosialisasi yang tidak maksimal
Adanya anomie (
ketidaksesuaian antara harapan dengan kondisi yang sebenarnya
Adanya hubungan
differensiasi ( agen sosialisasi menyampaikan proses sosialisasi yang
berbeda beda sehingga
menimbulkan konflik internal hingga seseorang melakukan perilaku
menyimpang )
Adanya pemberian julukan /
label / cap pada seseorang yang melakukan perbuatan
menyimpang
Sikap mental yang tidak
sehat
Dorongan kebutuhan ekonomi
Pelampiasan rasa kecewa
Pengaruh lingkungan dan
media massa
Keinginan untuk dipuji /
gaya-gayaan
b.
Sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna
Faktornya : kesulitan komunikasi,perbedaan
tingkaah laku, dan tidak adanya konsep diri.Adanya perbedaan antara yang
diajarkan (nilai dan norma) dengan apa yang dilihat dan dialami dalam kehidupan
nyata.
c.
Sebagai hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang
Karena lingkungan pergaulan
atau warisan budaya masyarakat. Subkultur menyimpang menunjukkan adanya aturan
,nilai, norma , gaya hidup atau kebiasaan yang bertentangan dengan subkultur
dominan
2. Jenis perilaku
menyimpang
a. Berdasarkan sifatnya/
dampaknya
i.
Penyimpangan Positif; yaitu penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai
sosial.
ii.
Penyimpangan
Negatif; yaitu penyimpangan yang cenderung bertentangan dan melanggar nilai dan
norma di masyarakat.
b. Berdasarkan pelakunya
i.
Penyimpangan Individual, yang dilakukan secara individual.
ii.
Penyimpangan Kelompok,yang dilakukan secara bersama-sama/berkelompok
iii.
Penyimpangan campuran
c. Berdasarkan Jenisnya
i.
Penyimpangan Primer yaitu penyimpangan yang bersifat sementara/temporer,
dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang , masyarakat masih bisa
mentolerir/menerima
ii.
Penyimpangan
Sekunder yaitu penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus menerus,
walaupun sudah diberi sanksi dan tidak bisa ditoleransi)
d. Berdasarkan bentuknya
i.
Penyalahgunaan Narkotika
ii.
Perkelahian Pelajar
iii.
Penyimpangan Seksual
1.
Perzinaan; hubungan seks diluar nikah.
2.
Lesbianisme; hubungan seks oleh sesama wanita
3.
Homoseksual; hubungan seks oleh sesama laki-laki
4.
Kumpul kebo; hidup sebagai suami istri tanpa nikah
5.
Sodomi; hubungan seks melalui anus
6.
Onani; pelampiasan hubungan seks dengan benda.
7.
Transvestitisme; pemuasan keinginan seks dengan mengenakan pakaian lawan
jenis.
8.
Paedophilia; pemuasan keinginan/hubungan seks dengan anak-anak.
iv.
Alkoholisme
v.
Kriminalitas/Kejahatan
3. Pengendalian Sosial
Segala proses baik yang direncanakan atau tidak
direncanakan yang bersifat mendidik , mengajak bahkan memaksa warga masyarakat
agar mematuhi kaidah dan nilai – nilai sosial yang berlaku
4. Lembaga pengendalian sosial
a.
Lembaga Kepolisian, bertugas
mengendalikan perilaku warga masyarakat agar dapat memelihara dan mewujudkan
ketertiban dan keamanan
b.
Lembaga Pengadilan, bertugas
menyelidiki , mengusut dan menjatuhkan hukuman kepada masyarakat yang melanggar
hukum
c.
Lembaga Adat,
menjadi alat pengendalian social pada masyarakat tradisional. Lembaga adat
memuat nilai dan norma adat istiadat masyarakat setempat agar dapat mengatur
seluruh perilaku masyarakat
d.
Tokoh
Masyarakat
e.
Lembaga
pendidikan
f.
Keluarga
g.
Media massa
5. Cara Pengendalian Sosial
a.
Pengendalian
sosial formal
Dilakukan
secara sadar dan berkesinambungan untuk membentuk perilaku individu berdasarkan
nilai dan norma sosial
Dilakukan melalui lembaga pendidikan
dan lembaga hukum
b.
Pengendalian sosial Non formal
Sering dilakukan oleh masyarakat
tradisional melalui desas – desus, ejekan
maupun celaan
6. Sifat pengendalian sosial
a.
Preventif, yaitu pengendalian
social dilakukan dengan cara mencegah adanya gangguan Contoh : guru menegur
siswa yang tidak tertib
b.
Represif, yaitu dilakukan apabila
telah terjadi pelanggaran dan supaya keadaan pulih kembali seperti sedia kala
atau mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya
pelanggaran
Contoh : Menjatuhkan denda terhadap pelanggar lalu
lintas, menskors siswa yang berulang- ulang melanggar peraturan
c.
Persuasif, dilakukan tanpa
kekerasan dengan cara membimbing individu atau kelompok untuk mematuhi nilai
dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat
d.
Koersif artinya pengendalian
social dilakukan dengan cara kekerasan atau paksaan untuk membentuk masyarakat
yang tertib sosial
Contoh : Apabila pedagang kaki lima disuruh pindah
ketempat yang baru tidak mau petugas terpaksa melakukan penggusuran
7. Fungsi pengendalian sosial
a.
Mempertebal
keyakinan masyarakat terhadap nilai dan norma social
b.
Memberikan
penghargaan ( reward ) bagi warga masyarakat yang menaati nilai dan norma
sosial
c.
Menanamkan
rasa malu dalam diri individu
d.
Mengembangkan
rasa takut , dalam diri individu jika melakukan pelanggaran nilai dan norma
e.
Menciptakan
system hukum untuk mengatur hubungan masyarakat
No comments:
Post a Comment