1.
Harga Keseimbangan

Harga
keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya
tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan
konsumen atau permintaan.
Pada
harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan
permintaan/ konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan
terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yangdisebut
Equilibrium Price.
2.
Proses
Terjadinya Harga Keseimbangan
Harga
Keseimbangan terbentuk karena bertemunya permintaan dan penawaran pada suatu
titik yang disebut titik equilibrium. Namun sebelum terbentuknya harga
keseimbangan tersebut, pasar bisa mengalami kelebihan permintaan / kelebihan
penawaran. Kelebihan Penawaran ini memaksa harga turun menuju equilibrium.
Kekurangan penawaran memaksa harga naik menuju equilibrium.
3.
PENGARUH
PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR
Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan
suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang tersebut
sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi penawarannya akan berubah
yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula.Fungsi penawaran
setelah pajak menjadi:
Tax=1
Qs = -a+Bp
|
Qs = -6+2P
|
Qs’ = -a+b(P-T)
|
Qs = -6+2(P-1)
|
|
= -6+2P-2
|
|
= -8+2P
|
Fungsi
penawaran setelah subsidi :
Subsidi =1
Qs = -a+bP
|
Qs = -6+2P
|
Qs’ = -a+b(P+s)
|
Qs = -6+2(P+1)
|
|
= -6+2P+2
|
|
= -4+2P
|
Contoh:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P=15-Q dan fungsi
penawaran P=0,5Q+3. Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp
3 per unir.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah
kena pajak ?
b. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh konsumen ?
c. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh produsen ?
d. Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah ?
Penyelesaian
Keseimbangan pasar (Price Equilibrium) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang
diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Penentuan harga dan jumlah barang
pada keseimbangan yaitu dengan menentukan titik potong antara grafik fungsi
permintaan dengan fungsi penawaran.
Rumus keseimbangan pasar adalah sebagai berikut:
Pd = Ps atau
keterangan:
Pd : P untuk
fungsi permintaan
Ps : P untuk fungsi
penawaran
Qd = Qs
Qd : Q untuk permintaan
Qs : Q untuk fungsi penawaran
Contoh:
Diketahui fungsi permintaan P = 1000 – 20Q dan fungsi
penawaran adalah P = -600 + 20Q. Tentukan besarnya
keseimbangan serta gambarkan kurvanya!
Jawab:
Pd = Ps 1000 – 20Q = -600 + 20Q
-40Q = -1600
Q =
40 unit
Jika
Q = 40, maka P = 1000 – 20(40) = 200
Jika keseimbangan pasarnya: Q = 40 dan P = 200 atau (40, 200)
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan, sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.
Contoh:
Fungsi
permintaan ditunjukkan dengan P = 50 – 2Q, dan fungsi penawaran ditunjukkan
dengan P = -30 + 2Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar Rp.10,00
per unit. Tentukan titik keseimbangan setelah pajak.
Penawaran sebelum pajak: P = -30 + 2Q
Penawaran sedudah pajak: P = -30 + 2Q + 10
Sedangkan persamaan permintaan tetap. Keseimbangan pasar: Pd = Ps
50 – 2Q = -20 + 2Q
-4Q = -70
Q =
17,5
Jika Q = 17,5 maka P = 50 – 2(17,5)
P = 15
Jadi keseimbangan setelah pajak adalah P = 15 dan Q = 17,5 atau
(17,5 ; 15)
Pengaruh pajak dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Beban pajak yang harus ditanggung oleh konsumen (tk)
Untuk pajak
per unit: Untuk pajak
keseluruhan:
tk = p1 – p tk
= (p1 – p)Q1
Dimana:
tk :
beban pajak yang ditanggung konsumen
p1 :
harga keseimbangan setelah pajak
p :
harga keseimbangan sebelum pajak
Q1 :
jumlah keseimbangan setelah pajak
Berdasarkan
contoh di atas maka pajak yang ditanggung konsumen per unit adalah: tk = 15 –
10 = Rp.5,00
b. Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)
Untuk pajak per unit: Untuk
pajak keseluruhan:
tp = t – tk tp
= (t – tk)Q1
Dimana:
tp : beban pajak yang ditanggung produsen
t : besarnya pajak per unit
tk : besarnya pajak yang ditanggung konsumen
Q1 : jumlah keseimbangan setelah pajak
Berdasarkan contoh di atas maka pajak yang ditanggung konsumen per
unit adalah: tp = 10 – 5 = Rp.5,00
c. Pajak yang diterima pemerintah (T)
T = Q1 x t
Dimana: Q1 : jumlah keseimbangan setelah pajak
t : besarnya pajak per unit
Berdasarkan contoh di atas maka Pajak yang diterima pemerintah:
17,5 x 10 = Rp.175,00
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pajak
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan konsumen, sehingga subsidi selalu dikurangi harga barang yang ditawarkan atau hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.
Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 – 2Q, dan fungsi
penawaran ditunjukkan dengan p = -30 + 2Q. Terhadap barang tersebut pemerintah
memberi subsidi Rp.10,00 per unit. Tentukan titik keseimbangan pasar setelah
subsidi.
Jawab:
Penawaran
tanpa subsidi p = -30 + 2Q
Penawaran
dengan subsidi p = -30 + 2Q – 10
P = -40 + 2Q
Karena persamaan permintaannya tetap, maka keseimbangan setelah
subsidi adalah: 50 – 2Q = -40 – 2Q
-4Q =
-90
Q =
22,5
Jika
Q = 22,5 maka p = 50 – 2 (22,5) = 5
Jadi keseimbangan setelah subsidi adalah: p
= 5 dan Q = 22,5 atau (22 1/2 , 5)
Subsidi dibagi menjadi tiga bagian antara lain sebagai berikut:
a.
Bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk)
Subsidi
konsumen per unit: Untuk konsumen
keseluruhan:
tk = P – P1 sk = (P – P1)Q1
Dimana:
sk :
subsidi yang dinimatik konsumen
P :
harga keseimbangan sebelum subsidi
P1 :
harga keseimbangan dengan adanya subsidi
Q1 : jumlah keseimbangan setelah subsidi
b.
Bagian subsidi yang dinikmati produsen (sp)
Subsidi produsen per unit : Untuk produsen
keseluruhan:
sp = s – sk
|
|
sp = (s – sk)Q1
|
Dimana:
sp : subsidi yang
dinikmati produsen
s : subsidi per unit
sk : subsidi yang
dimiliki konsumen
|
c.
Jumlah
subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah (S)
S = Q1 x s
Dimana:
S : subsidi yang dibayar oleh pemerintah
Q1 :
jumlah barang yang terjual setelah subsidi
s : subsidi per unit

4. Perubahan
Keseimbangan
Perubahan
Keseimbangan dapat terjadi kontra
a.
Pergeseran kurva Permintaan
b.
Pergeseran kurva Penawaran
c.
Pergeseran kurva Permintaan dan Penawaran
5. Harga
Keseimbangan Berdasarkan Fungsi Permintaan dan Penawaran
Berdasarkan fungsi permintaan (D) dan fungsi penawaran (S) yang
diketahui, maka keseimbangan harga dapat dicari. Dengan demikian untuk mencari
harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan pasar, fungsi permintaan sama dengan
fungsi penawaran.
6. Golongan
Pembeli dan Penjual
Golongan pembeli dan penjual dapat dibedakan menjadi 3 golongan
yaitu :
a. Golongan
Pembeli
1)
Pembeli Marginal adalah pembeli yang daya belinya sama
dengan pasar.
2)
Pembeli
Supermarginal adalah pembeli yang daya belinya diatas harga pasar.
3)
Pembeli
Submarginal adalah pembeli yang daya belinya dibawah harga pasar sehingga tidak
dapat ikut serta membeli barang.
b. Golongan
Penjual
1) Penjual Marginal adalah penjual yang memiliki harga pokok sana
dengan harga pasar.
2) Penjual Supermarginal adalah penjual yang memiliki harga pokok
barang dibarang dibawah harga pasar.
3) Penjual Submarginal adalah penjual yang memiliki harga pokok
barang diatas harga pasar.
No comments:
Post a Comment