Labels

Wednesday, January 25, 2017

HARGA KESEIMBANGAN



1.        Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan.
Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/ konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yangdisebut Equilibrium Price.

2.        Proses Terjadinya Harga Keseimbangan
Harga Keseimbangan terbentuk karena bertemunya permintaan dan penawaran pada suatu titik yang disebut titik equilibrium. Namun sebelum terbentuknya harga keseimbangan tersebut, pasar bisa mengalami kelebihan permintaan / kelebihan penawaran. Kelebihan Penawaran ini memaksa harga turun menuju equilibrium. Kekurangan penawaran memaksa harga naik menuju equilibrium.

3.        PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR
Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula.Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:

  

Tax=1
Qs = -a+Bp
Qs = -6+2P
Qs’ = -a+b(P-T)
Qs = -6+2(P-1)

= -6+2P-2

= -8+2P

Fungsi penawaran setelah subsidi :
Subsidi =1
Qs = -a+bP
Qs = -6+2P
Qs’ = -a+b(P+s)
Qs = -6+2(P+1)

= -6+2P+2

= -4+2P

Contoh:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P=15-Q dan fungsi penawaran P=0,5Q+3. Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 3 per unir.
a.   Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak ?
b.   Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh konsumen ?
c.    Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh produsen ?
d.   Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah ? 
 
Penyelesaian

Keseimbangan pasar (Price Equilibrium) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Penentuan harga dan jumlah barang pada keseimbangan yaitu dengan menentukan titik potong antara grafik fungsi permintaan dengan fungsi penawaran.

Rumus keseimbangan pasar adalah sebagai berikut:

Pd = Ps                    atau
keterangan:
Pd     : P untuk fungsi permintaan
Ps     : P untuk fungsi penawaran

Qd = Qs
Qd   : Q untuk permintaan
Qs    : Q untuk fungsi penawaran

Contoh:
Diketahui fungsi permintaan P = 1000 – 20Q dan fungsi penawaran adalah P = -600 + 20Q. Tentukan besarnya
keseimbangan serta gambarkan kurvanya!

Jawab:
Pd = Ps 1000 – 20Q = -600 + 20Q
-40Q      = -1600
Q            = 40 unit
Jika Q = 40, maka P = 1000 – 20(40) = 200
Jika keseimbangan pasarnya: Q = 40 dan P = 200 atau (40, 200)
 
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar 
Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan, sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.

Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 – 2Q, dan fungsi penawaran ditunjukkan dengan P = -30 + 2Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar Rp.10,00 per unit. Tentukan titik keseimbangan setelah pajak.
Penawaran sebelum pajak:      P = -30 + 2Q
Penawaran sedudah pajak:      P = -30 + 2Q + 10
Sedangkan persamaan permintaan tetap. Keseimbangan pasar: Pd = Ps
50 – 2Q   = -20 + 2Q
-4Q = -70
Q              = 17,5
Jika Q = 17,5 maka       P = 50 – 2(17,5)
P = 15
Jadi keseimbangan setelah pajak adalah P = 15 dan Q = 17,5 atau (17,5 ; 15) 


Pengaruh pajak dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a.     Beban pajak yang harus ditanggung oleh konsumen (tk)
Untuk pajak per unit:                   Untuk pajak keseluruhan:
tk = p1 p                               tk = (p1p)Q1
Dimana:
tk    : beban pajak yang ditanggung konsumen
p1   : harga keseimbangan setelah pajak
p     : harga keseimbangan sebelum pajak
Q1  : jumlah keseimbangan setelah pajak
Berdasarkan contoh di atas maka pajak yang ditanggung konsumen per unit adalah: tk = 15 – 10 = Rp.5,00
b.     Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)
Untuk pajak per unit:                   Untuk pajak keseluruhan:
tp = t tk                                   tp = (t tk)Q1
Dimana:
tp   : beban pajak yang ditanggung produsen
t     : besarnya pajak per unit
tk   : besarnya pajak yang ditanggung konsumen
Q1 : jumlah keseimbangan setelah pajak
Berdasarkan contoh di atas maka pajak yang ditanggung konsumen per unit adalah: tp = 10 – 5 = Rp.5,00
c.  Pajak yang diterima pemerintah (T)
T = Q1 x t
Dimana: Q1 : jumlah keseimbangan setelah pajak
t     : besarnya pajak per unit
Berdasarkan contoh di atas maka Pajak yang diterima pemerintah: 17,5 x 10 = Rp.175,00


Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pajak
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan konsumen, sehingga subsidi selalu dikurangi harga barang yang ditawarkan atau hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.
Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 – 2Q, dan fungsi penawaran ditunjukkan dengan p = -30 + 2Q. Terhadap barang tersebut pemerintah memberi subsidi Rp.10,00 per unit. Tentukan titik keseimbangan pasar setelah subsidi.

Jawab:
Penawaran tanpa subsidi          p = -30 + 2Q
Penawaran dengan subsidi       p = -30 + 2Q – 10
P = -40 + 2Q

Karena persamaan permintaannya tetap, maka keseimbangan setelah subsidi adalah: 50 – 2Q = -40 – 2Q
-4Q    = -90
Q     = 22,5
Jika Q = 22,5 maka p = 50 – 2 (22,5) = 5
Jadi keseimbangan setelah subsidi adalah: p = 5 dan Q = 22,5 atau (22 1/2 , 5)


Subsidi dibagi menjadi tiga bagian antara lain sebagai berikut:

a.        Bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk)
Subsidi konsumen per unit:       Untuk konsumen keseluruhan:
tk = P – P1                                sk = (P – P1)Q1
Dimana:
sk   : subsidi yang dinimatik konsumen
P     : harga keseimbangan sebelum subsidi
P1  : harga keseimbangan dengan adanya subsidi
Q1  : jumlah keseimbangan setelah subsidi
b.        Bagian subsidi yang dinikmati produsen (sp)
Subsidi produsen per unit :                               Untuk produsen keseluruhan:
sp = s – sk

sp = (s – sk)Q1
Dimana:
sp   : subsidi yang dinikmati produsen
s    : subsidi per unit
sk   : subsidi yang dimiliki konsumen
c.        Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah (S)
S = Q1 x s
Dimana:
S   : subsidi yang dibayar oleh pemerintah
Q1 : jumlah barang yang terjual setelah subsidi
s    : subsidi per unit
 
4. Perubahan Keseimbangan
Perubahan Keseimbangan dapat terjadi kontra
a.          Pergeseran kurva Permintaan
b.          Pergeseran kurva Penawaran
c.           Pergeseran kurva Permintaan dan Penawaran

5.   Harga Keseimbangan Berdasarkan Fungsi Permintaan dan Penawaran
Berdasarkan fungsi permintaan (D) dan fungsi penawaran (S) yang diketahui, maka keseimbangan harga dapat dicari. Dengan demikian untuk mencari harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan pasar, fungsi permintaan sama dengan fungsi penawaran.

6.   Golongan Pembeli dan Penjual
Golongan pembeli dan penjual dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
a.   Golongan Pembeli
1)       Pembeli Marginal adalah pembeli yang daya belinya sama dengan pasar.
2)       Pembeli Supermarginal adalah pembeli yang daya belinya diatas harga pasar.
3)       Pembeli Submarginal adalah pembeli yang daya belinya dibawah harga pasar sehingga tidak dapat ikut serta membeli barang.
b.   Golongan Penjual
1)       Penjual Marginal adalah penjual yang memiliki harga pokok sana dengan harga pasar.
2)       Penjual Supermarginal adalah penjual yang memiliki harga pokok barang dibarang dibawah harga pasar.
3)       Penjual Submarginal adalah penjual yang memiliki harga pokok barang diatas harga pasar.

No comments:

Post a Comment