Labels

Wednesday, January 25, 2017

INDUSTRI

Industri adalah suatu proses produksi yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi.

 

A. Klasifikasi Industri
  • Berdasarkan modal dan tenaga kerja 
    • Industri rumah tangga: modal kecil, tenaga kerja dari keluarga atau < 4 orang.
    • Industri kecil: modal > industri rumah tangga, tenaga kerja 5 – 9 orang.
    • Industri sedang: modal > industri kecil, tenaga kerja 20 – 99 orang.
    • Industri besar: modal besar, tenaga kerja > 100 orang, teknologi modern.
  • Berdasarkan bahan baku 
    • Industri ekstraktif: bahan baku langsung dari alam.
    • Industri non ekstraktif: bahan baku tidak didapat langsung dari alam/perantara/industri lain.
    • Industri fasilitatif: penjual jasa.
  • Berdasarkan proses produksi
    • Industri hulu: barang mentah -3 barang 1/2 jadi.
    • Industri hilir: barang 1/2 jadi -3 barang jadi.

 

B. Orientasi Industri
1. Berorientasi pada bahan baku: bahan baku mudah rusak, berat, dan biaya angkut mahal.

2. Berorientasi pada tenaga kerja: upah, ketersedia-an, kualitas, usia produktif, fasilitas, dan undang-undang.

3. Berorientasi pada pasar: hasil produksi lebih be-rat/besar dari bahan baku, bahan baku yang digu-nakan mahal dan awet.

 

C. Faktor Penentu Lokasi Industri
1. Ketersediaan bahan baku
2. Jarak dengan konsumen dan biaya angkut
3. Modal dan tenaga kerja
4. Sarana transportasi
5. Kondisi ekonomi dan teknologi
6.Kemiringan lereng
7.Iklim dan ketersediaan air
8.Peraturan pemerintah

 

D. Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
1.WPPI Sumatera bag. utara: potensi sumber alam.
2.WPPI Sumatera bag. selatan: potensi ekonomi batu bara, minyak bumi, timah. 3.WPPI Jawa dan Bali: pasar yang baik, tenaga kerja terampil, sumber energi, pertanian maju.
4.WPPI Kalimantan bag. timur: potensi gas dan batu bara.
5.WPPI Sulawesi: potensi pertanian, perikanan, nikel, aspal, kapur, kayu.
6.WPPI Kalimantan Barat dan Batam: potensi hasil laut, gas alam, letak strategis.
7.WPPI Indonesia Timur bag. selatan: potensi SDA, budaya.
8.WPPI Indonesia Timur bag. utara: potensi hutan, mineral dan hasil laut.


 

E. Kawasan Berikat dan Relokasi Industri
Kawasan berikat (bounded zone) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan peraturan khusus di bidang pabean yaitu tanpa terlebih dahulu dikenakan bea cukai atau pungutan negara lainnya sampai barang tersebut dikeluarkan untuk ekspor, impor maupun re-ekspor.


Relokasi industri adalah pemindahan industri dari negara maju ke negara berkembang yang sifatnya saling menguntungkan.

 

 Manfaat Relokasi

1. Bagi negara maju

a) Lebih dekat dengan bahan baku dan konsumen/pemasaran

b) Upah yang rendah

c) Mengurangi polusi (tanah, air, udara)

2. Bagi negara berkembang

a) Kesempatan kerja

b) Alih teknologi

c) Berkembangnya industri penunjang dan industri penyedia bahan baku.

 

 Dampak Industri

1. Dampak positif

a) Berkembangnya kawasan tempat industri berdiri

b) Membuka lapangan kerja

c) Kehidupan ekonomi meningkat

d) Pembangunan sarana dan prasarana

e) Meningkatkan devisa negara

2. Dampak negatif

a) Penyempitan lahan pertanian

b) Polusi akibat limbah industri Migrasi besar-besaran

BIOSFER

Biosfer adalah tempat tinggal organisme, dalam hal ini hewan dan tumbuhan.

 

A. Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna
1. Iklim, meliputi: suhu, curah hujan, kelembapan dan angin.

2. Edafik (tanah).

3. Fisiografi/relief/bentang lahan.

4. Biotik.



B. Persebaran Flora dan Fauna Dunia
1. Flora

  • Gurun, contoh: Gurun Sahara di Afrika, Gurun Nevada di Amerika Serikat.
  • Padang rumput/grassland, tersebar di Australia, Amerika Selatan, Afrika.
  • Tundra/padang lumut, tersebar di Amerika Utara, Siberia, Eropa Utara.
  • Hutan hujan/rainforest, tersebar di Indonesia, Malaysia, Amerika Selatan. o Taiga, tersebar di Erasia, Amerika Utara.

2. Fauna

  • Kawasan Australis: Australia, Selandia Baru, Indonesia bagian timur. Contoh: kanguru, kasuari, hewan berkantung.
  • Kawasan Neotropik: Amerika Selatan, Amerika Tengah. Contoh: kera, tapir.
  • Kawasan Paleartik: Eropa, Asia, Afrika. Contoh: sapi, kambing, robin.
  • Kawasan Ethiopia: selatan Gurun Sahara, Madagaskar. Contoh: jerapah, zebra, kuda nil, badak.
  • Kawasan Oriental/Asiatik: India, Sri Lanka, Indocina, Indonesia. Contoh: gajah, harimau, orang utan.
  • Kawasan Neartik: Amerika Utara. Contoh: kelelawar, tupai, tikus berkantung.


C. Persebaran Flora dan Fauna Indonesia
1. Flora

  • Flora Sumatera–Kalimantan: didominasi hutan hujan tropis.
  • Flora Jawa–Bali: hutan hujan tropis, hutan mangrove, hutan musim, sabana.
  • Flora Wallacea (daerah peralihan): hutan campuran, hutan pegunungan, sabana.
  • Flora Irian Jaya: flora khas Eucaliptus.
2. Fauna
  • Fauna Asiatik/oriental/wilayah barat: memiliki kesamaan dengan fauna Asiatik. Contoh: harimau, gajah, badak.
  • Fauna Wallacea/peralihan/wilayah tengah: campuran Asiatik dan Australis, terdapat fauna endemik. Contoh: komodo, anoa, babi rusa, maleo. 
  • Fauna Australian/wilayah timur: memiliki kesamaan dengan fauna Australis. Contoh: cenderawasih, kasuari, binatang berkantung.

LAPISAN ATMOSFER BUMI

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti/ menyelubungi bumi/planet lain.

1. Troposfer
  • Lapisan paling bawah dengan ketinggian 0 – 8km (kutub) dan 0 – 16 km (katulistiwa).
  • Tempat terjadinya proses cuaca.
  • Semakin ke atas suhu semakin turun.
2. Stratosfer
  • Pada ketinggian 15 – 50 km.
  • Terdapat lapisan ozon (O3).
3. Mesosfer
  • Pada ketinggian 50 – 85 km.
  • Suhu mencapai 100o C sehingga meteor-meteor terbakar.
4. Termosfer
  • Pada ketinggian 85 – 500 km.
  • Terdapat lapisan ionosfer yang memantulkan gelombang radio.
5. Eksosfer
  • Lapisan terluar dengan ketinggian > 500 km.

PEDOSFER






Tanah merupakan hasil dari proses pelapukan batuan baik secara organik maupun nonorganik.


- Tekstur tanah: kasar halus tanah (perbandingan partikel debu, lempung/liat, dan pasir yang terkandung).


- Struktur tanah: ikatan butir-butir tanah.


- Permeabilitas tanah: kemampuan tanah untuk meloloskan air. 


- Lengas tanah: tingkat kelembapan tanah dalam keadaan kering.


- pH tanah: derajat keasaman tanah.
  • Basa: pH lebih dari 7.
  • Asam: pH kurang dari 7.
  • Netral: pH = 7.


- Erosi: pengikisan lapisan tanah. 


A. Faktor Pembentuk Tanah

1. Iklim (sinar matahari dan hujan, perbedaan temperatur)

2. Organisme (cacing, akar tumbuhan)

3. Bahan induk

4. Topografi/relief

5. Waktu



B. Jenis Tanah

1. Tanah aluvial: berasal dari endapan lumpur yang terbawa oleh sungai.

2. Tanah karts/kapur: berasal dari endapan batu kapur.

3. Tanah laterit: banyak mengandung besi dan aluminium.

4. Tanah podzolit: mengandung kuarsa.

5. Tanah humus: berasal dari pembusukan tumbuh-an.

6. Tanah tuff: berasal dari abu vulkanik.

7. Tanah gambut: berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang mati yang bercampur.


C. Profil Tanah

1. Horizon O: lapisan bahan organik.

2. Horizon A: tanah mengalami pencucian.

3. Horizon B: tanah mengalami penimbunan.

4. Horizon C: lapisan bahan induk.

5. Horizon P: lapisan batuan induk. 


Hasil gambar untuk PROFIL TANAH

HIDROSFER

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di bumi (padat, cair, dan gas).

 

A. Siklus Hidrologi
  1. Siklus pendek (kecil): air laut menguap -3 berkon-densasi -3 awan -3 hujan di laut.
  2. Siklus sedang: air laut menguap -3 berkondensasi -3 awan -3 hujan di darat.
  3. Siklus panjang (besar): air laut menguap -3 sublimasi -3 kristal-kristal es -3 hujan salju.

Hasil gambar untuk 3 siklus hidrologi


 

B. Perairan Darat
1. Air tanah 

Terdapat pada lapisan-lapisan tanah (di dalam pori-pori atau celah batuan). 
Dibedakan menjadi:
  1. Air tanah dangkal (freatik): di atas lapisan kedap air (impermeabel).
  2. Air tanah dalam (artesis): di antara dua lapisan kedap air (impermeabel).

2. Air permukaan

a) Sungai: tempat mengalirnya air di darat menuju lautan. Berdasarkan sumber airnya: sungai hujan, sungai gletser, sungai campuran. 
  • Berdasarkan arah alirannya: 
    1. Sungai konsekuen: searah kemiringan lereng. 
    2. Sungai subsekuen: tegak lurus dengan sungai konsekuen. 
    3. Sungai obsekuen: berlawanan arah dengan sungai konsekuen. 
    4. Sungai resekuen: searah dengan konsekuen. 
    5. Sungai insekuen: tidak beraturan.
Hasil gambar untuk jenis sungai

  • Berdasarkan aliran sungainya: 
    1. Pola radial: sentrifugal (meninggalkan pusat /di daerah gunung, perbukitan), sentripetal (mendatangi pusat/di daerah basin, lembah). 
    2. Pola dendririk: di daratan/pantai. 
    3. Pola trellis/sirip ikan: di pegunungan lipatan. 
    4. Pola anular: membentuk lingkaran, di daerah dome. 
    5. Pola pinnate: muara lancip. 
    6. Pola rectangular: aliran sungai 90o, di daerah patahan. 
Hasil gambar untuk jenis sungai

  • Berdasarkan tipenya: 
    1. Sungai anteseden: penerobosan sungai dan mengalami pengangkatan. 
    2. Sungai epigenetik: penerobosan sungai dan mengalami penurunan. 
    3. Sungai meander: berbelok-belok.
  • Berdasarkan keadaan airnya: 
    1. sungai musim-an/periodik/ephimeral, sungai permanen.

b) Danau: cekungan yang digenangi air.

  1. Danau tektonik: terbentuk oleh peristiwa tektonik. Contoh: Danau Singkarak, Danau Towuti (Sulawesi). 
  2. Danau vulkanik: terbentuk oleh letusan gunung berapi. Contoh: Danau Merdada (Dieng), Danau Batur (Bali). 
  3. Danau tektovulkanik: terbentuk oleh tenaga tektonik dan vulkanik. Contoh: Danau Toba.
  4. Danau karst: di daerah kapur.
  5. Danau glasial: terbentuk oleh erosi es/ gletser. 
  6. Danau buatan: bendungan.




 

C. Perairan Laut
  • Pantai: daratan yang berbatasan dengan laut.
  • Ombak: gerakan air laut akibat tiupan angin di permukaan laut.
  • Arus: gerakan air laut dengan arah teratur dan tetap.

1. Jenis laut

a) Berdasarkan proses terjadinya :

  • Laut transgresi: daratan digenangi air laut (laut dangkal). Contoh: L. Jawa, L. Arafuru. 
  • Laut ingresi: penurunan dasar laut (tenaga tektonik). Contoh: L. Karibia, L. Banda, L. Sulawesi.
  • Laut regresi: penyempitan laut.

b) Berdasarkan kedalamannya :

  • Zona litoral: daerah pasang-surut. 
  • Zona neritis: kedalaman 200 m, banyak terdapat ikan, cahaya bisa menembus. Zona batial: 200 – 2000 m. 
  • Zona abisal: > 2000 m, termasuk lubuk laut dan palung laut.

c) Berdasarkan letaknya :

  • Laut tepi: perbatasan benua dan samudera. Contoh : L. Jepang. 
  • Laut tengah: di antara dua benua. Contoh: L. Tengah, L. Merah. 
  • Laut dalam/pedalaman: dikelilingi daratan. Contoh: L. Hitam, L. Mati. 

2. Wilayah laut suatu negara
  • Laut teritorial: 12 mil dari garis pantai.
  • Laut nusantara: di antara pulau.
  • Laut kontinen: kedalaman 200 m. 
  • Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE): 200 mil dari pulau terluar.

BENTUK GUNUNG API

1. Berdasarkan sifat erupsinya
a) Gunung api perisai 

  • Sangat landai seperti perisai 
  • Lava yang dikeluarkan sangat cair 
  • Tekanan gas rendah 
  • Dapur magma dangkal 
  • Magma keluar secara efusif/meleleh Contoh: G. Kilanea, G. Mauna Loa, G. Mauna Kea (Kep. Hawaii)

b) Gunung api maar

  • Letusan hanya sekali 
  • Material letusan membentuk tanggul di sekitar kepundan sehingga terbentuk danau 
  • Bersifat eksplosif
Contoh: Ranu Klakah (lereng G. Lamongan), Danau Eifel (Perancis)

 

c) Gunung api strato
  • Berbentuk kerucut, badannya berlapis 
  • Letusan dan lelehan silih berganti 
  • Material hasil erupsi tertimbun di sekitar kepundan 
  • Paling banyak di dunia dan Indonesia

Hasil gambar untuk gunung api perisai 



2. Berdasarkan tipe letusan
a) Tipe hawaii

  • Letusan berupa letupan dan lelehan 
  • Dapur magma dangkal 
  • Tekanan gas rendah dan lava cair

b) Tipe stromboli 

  • Letusan berupa letupan dan lelehan 
  • Tekanan gas sedang 
  • Meletus secara periodik 
  • Mengeluarkan lava disertai bom dan lapili Contoh: G. Raung (Jatim), G. Stromboli

c) Tipe vulkano 

  • Vulkano lemah: tekanan gas sedang, dapur magma dangkal, letusan mengeluarkan material padat. Contoh: G. Bromo, G. Semeru  
  • Vulkano kuat: tekanan gas tinggi, dapur magma dalam, letusan kuat.

d) Tipe merapi 
  • Letusan berupa hembusan gas 
  • Lava kental 
  • Dapur magma dangkal
  • Tekanan gas rendah

d) Tipe st. vincent

  • Lava cair liat 
  • Letusan hebat

f) Tipe pelle

  • Sumbat kawah tinggi 
  • Dapur magma dalam 
  • Tekanan gas tinggi 
  • Memancarkan gas pijar bersuhu 2000 C. Contoh: G. Montagna Pelle (Amerika Tengah) 

g) Tipe perret
  • Letusan paling hebat
  • Dapur magma sangat dalam
  • Tekanan gas sangat tinggi
  • Lava kental Contoh: G. Krakatau (Th. 1883)

Hasil gambar untuk tipe gunung api berdasarkan letusannya

BENTUK MUKA BUMI

1. Relief daratan
  • Gunung
  • Pegunungan
  • Dataran tinggi/plato: tinggi antara 200 – 700 m
  • Peneplain: pegunungan yang hampir datar
  • Dataran rendah: < 200 m
  • Bukit dan lembah

Hasil gambar untuk penampang melintang relief daratan 
 

2. Relief dasar laut
  • Continental shelf/paparan benua: dataran yang sempit pada dasar laut, kedalaman ± 200 m.
  • Continental slop: berbatasan dengan continental shelf, berupa dataran luas.
  • Punggung laut/ridge: dasar laut yang kanan-kirinya berupa laut dalam.
  • Lubuk/basin laut: dasar laut yang dalam.
  • Palung/trench: lembah dasar laut.
  • Gunung laut: gunung yang muncul di permukaan laut.
  • Ambang laut: bukit di dasar laut.



Hasil gambar untuk penampang melintang relief dASAR LAUT




TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI

1. Tenaga endogen
Tenaga yang berasal dari dalam bumi. 
Tenaga endogen meliputi:

a) Tektonisme: tenaga yang berasal dari dalam bumi baik mendatar maupun vertikal yang menyebabkan perubahan muka bumi. Tenaga endogen dibedakan menjadi: 

  • Epirogenesa: pengangkatan dan penu-runan benua yang relatif lambat pada areal yang sangat luas. Epirogenesa positif adalah turunnya permukaan bumi seolah-olah permukaan laut menjadi naik. Epirogenesa negatif adalah naiknya permukaan bumi seolah-olah permukaan laut menjadi turun. 
  • Orogenesa: terbentuknya lipatan, patah-an, dan rekahan yang relatif cepat pada areal yang sempit.

b) Vulkanisme: peristiwa naiknya magma dari  perut bumi. Disebut intrusi magma bila
naiknya magma masih berada di dalam lapisan kulit bumi, dan disebut ekstrusi magma bila naiknya magma sudah mencapai permukaan. 


Bentuk intrusi magma:
  • Batolit: batuan beku terbentuk di dapur magma.
  • Lakokit: magma menerobos lapisan kulit bumi dan mendesak lapisan atasnya, berbentuk cembung dan datar di bawahnya. Sill: magma masuk di antara dua lapisan dan membeku membentuk lempeng memanjang.
  • Diatrema: magma yang membeku pada pipa/gang, berbentuk silinder memanjang dari dapur magma ke mulut kawah.
  • Gang (korok): magma yang memotong lapisan kulit bumi dengan bentuk pipa/ lempeng setelah membeku.
  • Apofisa: cabang gang.

Bentuk ekstrusi magma
  • Erupsi: letusan
    • Erupsi eksplosif: keluarnya magma menimbulkan ledakan.
    • Erupsi efusif: magma yang keluar hanya meleleh.
  • Erupsi berdasarkan bentuk lubang
    • Erupsi linear: terjadi pada lubang yang memanjang.
    • Erupsi sentral: magma keluar melalui lubang yang kecil.
    • Erupsi areal: membentuk kawah yang sangat luas.

c) Gempa bumi (seisme): getaran kulit bumi akibat dari pelepasan energi dari dalam bumi.

Berdasarkan faktor penyebab :

  1. Gempa tektonik: akibat tenaga tektonik seperti pergeseran sesar, tumbukan lempeng.
  2. Gempa vulkanik: terjadi sebelum, sedang, dan sesudah letusan gunung berapi.
  3. Gempa runtuhan: akibat dislokasi dalam perut bumi.

Berdasarkan episentrumnya :

  1. Gempa linier: berbentuk garis
  2. Gempa sentral: berbentuk titik

Berdasarkan letak hiposentrum :

  1. Gempa dangkal: kedalaman hiposentrum < 100 km
  2. Gempa menengah: 100 – 300 km
  3. Gempa dalam: > 300 km

Berdasarkan jarak hiposentrum :

  1.  Gempa lokal: < 10.000 km
  2. Gempa jauh: ± 10.000 km
  3. Gempa sangat jauh: > 10.000 km

Berdasarkan letak episentrum :

  1. Gempa laut: di dasar laut
  2. Gempa darat: di darat

Cara menentukan letak episentrum :


∆ = {(S – P) – 1}  1 megameter

Keterangan : 

∆ = jarak episentrum ke stasiun pencatat 
S = waktu pencatatan gelombang sekunder 
P = waktu pencatatan gelombang primer 1 megameter = 1.000 km

 


2. Tenaga eksogen
Tenaga yang berasal dari luar bumi.

a) Pelapukan: penghancuran massa batuan yang dipengaruhi oleh struktur batuan, iklim, topo-grafi, dan faktor biologis.

Pelapukan mekanik: pengaruh tenaga eksogen (suhu, sinar matahari, curah hujan) yang berulang-ulang dalam waktu lama.

Pelapukan kimiawi: penghancuran batuan melalui proses kimiawi.

Pelapukan organik: disebabkan oleh tumbuhan, hewan, dan manusia.

 

b) Pengikisan/erosi: terlepasnya materi batuan oleh tenaga pengikis (air, angin, gletser).
  • Ablasi: oleh air mengalir 
    • Erosi percik (splash erosion): karena percikan air (hujan).
    • Erosi lembar (sheet erosion): merata menguras unsur hara dalam tanah.
    • Erosi alur (rill erosion): terbentuk alur searah (lereng).
    • Erosi parit (gully erosion): terbentuk parit V atau U yang tidak hilang.
  • Abrasi: oleh air laut
  • Eksarasi: oleh es/gletser
  • Deflasi: oleh angin


c) Pengendapan: pelapukan batuan (lihat batuan pembentuk litosfer: batuan sedimen)

 



BATUAN PEMBENTUK LITOSFER

Litosfer adalah lapisan terluar kulit bumi (kerak bumi), memiliki ketebalan ± 1.200 km dan terdiri atas lapisan Silisium dan Aluminium (SiAl) serta Silisium dan Magne­sium (SiMg). 

Batuan Pembentuk Litosfer
  • Batuan beku: terbentuk karena membekunya magma yang keluar akibat proses pendinginan. 
    • Batuan beku dalam (abisis, plutonis): pem-bekuan magma di dalam kulit bumi. Contoh: batu granit, diorit, gabro.
    • Batuan beku korok (hypoabisis): pembekuan magma di celah-celah/retakan bumi. Contoh: batu granit porfirit, seinit porfirit.
    • Batuan beku luar (effusif): pembekuan magma setelah mencapai permukaan. Contoh: andesit, basalt, riolit, obsidian.
  • Batuan sedimen: terbentuk karena terjadinya pelapukan batuan yang kemudian terendapkan hingga membentuk batuan.
    • Berdasarkan proses terjadinya :
      • Sedimen klastik/mekanik: diangkut dari tempat asal kemudian diendapkan tanpa mengalami proses kimiawi. Contoh: batu breksi (kerikil dengan sudut tajam), konglomerat (kerikil dengan sudut tumpul), pasir.
      • Sedimen kimiawi: endapan hasil pelarutan kimiawi. Contoh: gips, batu garam. Sedimen organik: dipengaruhi unsur organik. Contoh: batu bara, batu gamping.
    • Berdasarkan tenaga pengangkutnya :
      • Sedimen aquatis: diendapkan oleh air. Contoh: batu pasir, lumpur.
      • Sedimen aeolis: diendapkan oleh angin. Contoh: tanah loss, pasir.
      • Sedimen glasial: tenaga gletser. Contoh: morena, tanah lim.
      • Sedimen marine: oleh air laut. Contoh: delta.
    • Berdasarkan tempat diendapkannya : 
      • Sedimen teritis: di darat, contoh: tanah loss, batu tuff, breksi.
      • Sedimen fluvial: di dasar sungai, contoh: pasir.
      • Sedimen marine: di dasar laut, contoh: batu karang, batu garam.
      • Sedimen palludal/limnis: di rawa/danau, contoh: gambut, tanah lim. 
      • Sedimen glasial: di daerah es, contoh: batu morena. 
      • Sedimen marginal: di pantai.

  • Batuan metamorf/malihan: batuan beku endapan yang telah berubah sifatnya, pengaruh suhu tinggi, tekanan, dan waktu. 
    • Batuan metamorf kontak: adanya kontak atau pengaruh suhu tinggi atau dekat dengan magma. Contoh: batu pualam (marmer) dari batu kapur. 
    • Batuan metamorf dinamo: adanya tekanan lapisan di atasnya dalam waktu lama. Contoh: batu sabak dari tanah liat antrasit. 
    • Batuan metamorf pneumatolistis: pengaruh suhu tinggi, tekanan di sekitarnya dan waktu yang lama serta masuknya unsur lain. Contoh: batu permata, intan.

 


TATA SURYA



A. Terbentuknya Tata Surya
1.  Teori kabut: Immanuel Kant
Pada awalnya terdapat gumpalan kabut yang lama-lama di bagian tengahnya membentuk gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari dan planet lainnya.
2.  Teori planetesimal: Thomas Chamberlin
Matahari telah ada pada awalnya, kemudian ada bintang yang mendekat dan terjadilah penarikan massa matahari oleh bintang tersebut. Massa matahari yang terhambur inilah yang nantinya membentuk planet.
3.  Teori pasang surut: Jeans dan Jefreys
Hampir sama dengan teori planetesimal, bedanya massa matahari yang tertarik bintang membentuk tonjolan dan membeku yang nantinya menjadi planet.
4.  Teori awan debu: Weizsaeker dan Kniper Tata surya berasal dari gumpalan gas dan debu yang membentuk cakram di bagian tengah dan tipis di pinggirnya. Bagian tengah membentuk matahari (karena menekan sehingga panas dan pijar) sedangkan pinggirnya membentuk planet (karena berputar dengan cepat).
5.  Teori nebula: Laplace
Tata surya berasal dari gumpalan gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat yang menyebabkan sebagian darinya terlempar dan membeku membentuk planet.

B. Pusat Tata Surya
1.  Teori geosentris: Ptolomeus
Semua benda angkasa termasuk matahari beredar mengelilingi bumi sebagai pusat tata surya/ porosnya.
2.  Teori heliosentris: Copernicus
Matahari merupakan pusat tata surya dan planet-planet mengelilingi matahari.
3.  Hukum Kepler
a)  Hukum Kepler I: semua planet beredar me-ngelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips dan matahari berada di salah satu titik apinya.
b)  Hukum Kepler II: dalam periode yang sama, garis hubung antara matahari dengan planet membentuk bidang-bidang yang sama luas-nya. 
c)        Hukum Kepler III: pangkat dua periode sebuah planet mengelilingi matahari, berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-rata ke matahari.

C. Tata Surya dan Benda Angkasa
1.  Galaksi Bimasakti/Milkyway:
- Matahari
- Planet dalam, yang terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi
- Planet luar, yang terdiri dari: Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
2.  Bintang: benda langit yang mengeluarkan cahaya sendiri.
3.  Komet: bintang berekor.
4.  Meteor: pecahan planet/bintang yang melayang di angkasa.

D. Revolusi dan Rotasi
- Revolusi adalah periode sebuah planet dalam mengelilingi matahari. Kala revolusi bumi adalah satu tahun, tepatnya 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik.
Akibat revolusi bumi:
1.  perbedaan panjang siang dan malam,
2.  pergantian musim,
3.  gerak semu tahunan matahari.
- Rotasi adalah periode perputaran sebuah planet pada porosnya. Kala rotasi bumi adalah 24 jam.
Akibat rotasi bumi:
1.  terjadinya siang dan malam,
2.  peredaran semu benda angkasa,
3.  perbedaan waktu,
4.  pembelokan arah angin.

E. Terbentuknya Bumi
1. Teori apungan dan pergeseran benua: semua benua berasal dari satu daratan yang disebut pangea yang kemudian terpecah akibat pergeseran secara perlahan ke arah ekuator dan barat benua. Teori ini dikemukakan oleh Wagener dengan argumentasi:
a) Sebagian belahan bumi selatan tertutup es (bukti: Afrika Selatan, India, dan Selandia baru).

b)  Kesamaan struktur geologi batuan di Eropa Barat dengan Amerika Utara, dan Afrika Barat dengan Afrika bagian selatan timur.
c)  Greenland semakin mendekat ke Amerika Utara.

2.   Teori kontraksi: bumi mengalami penyusutan dan pengkerutan karena pendinginan. Dalam kurun waktu yang lama terbentuk pegunungan dan lembah. Teori ini dikemukakan oleh Descartes.

3.   Teori pegunungan dan hubungannya satu sama lain: bumi terbentuk bukan karena bencana alam. Teori ini dikemukakan oleh Edwar Suess.

4.   Teori James Dana: pemandangan alam akibat pelapukan dan erosi.


F. Lapisan Bumi
1. Kerak bumi/litosfer
a)  Lapisan terluar
b)  Terdiri atas batuan: lapisan silisium dan aluminium (SiAl) dan lapisan silisium dan magnesium (SiMg)
c)  Tebal ± 1.200 km, berat jenis 2,8 gram/cm3
d)  Terdiri dari kerak benua dan kerak samudera
2. Mantel/astenosfer
a)  Berada di bawah litosfer
b)  Tebal ± 1.700 km, berat jenis 5 gram/cm3
c)  Berwujud bahan cair dan berpijar
d)  Suhu 2.000o C
3. Inti bumi/barisfer
a)  Berbahan padat tersusun atas nikel dan besi (NiFe)
b)  Jari-jari 3.470 km
c)  Inti dalam: padat, suhu ± 4.500o C, diameter 2.740 km 
d) Inti luar: cair, suhu ± 2.200o C, tebal 2.000 km