
Pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan, manusia purba telah percaya adanya kekuatan-kekuatan
gaib, seperti animisme, dinamisme, dan totemisme. Keyakinan akan adanya dunia
arwah terlihat dari arah penempatan kepala mayat yang diarahkan ke tempat asal atau
tempat bersemayamnya roh nenek moyang. Tempat yang biasanya diyakini sebagai
tempat roh nenek moyang adalah arah matahari terbit atau terbenam dan
tempat-tempat yang tinggi misalnya, gunung dan bukit. Bukti-bukti mengenai hal
itu terlihat dari hasil penggalian kuburan-kuburan kuna di beberapa tempat,
seperti Bali dan Kematian, menunjukkan arah kepala mayat selalu ke arah timur
atau barat atau kepuncak-puncak gunung dan bukit.
Praktik-praktik kepercayaan
animisme terlihat dalam upacara penyelenggaraan upacara-upacara yang
berhubungan dengan kematian. Penyelenggaraan upacara kematian dilandasi dengan
kepercayaan bahwa suatu kematian itu pada dasarnya tidak membawa perubahan
dalam kedudukan, keadaan, dan sifat seseorang. Dengan landasan itu, penguburan
mayat selalu disertai dengan bekal-bekal kubur dan wadah mayat yang disesuaikan
kedudukannya, agar kedudukan si mati
dalam alam arwah sama seperti ketika masih hidup.
Temuan peninggalan sejarah
dari masa berburu yang berupa kuburan menurut pendapat para ahli membuktikan
bahwa pada masa itu sudah mempunyai anggapan tentunya mengenai kematian. Orang
menganggap bahwa orang yang telah meninggal itu pindah ke tempat lain dan masih
dapat berhubungan dengan orang masih hidup. Inti kepercayaan tersebut adalah
pemujaan dan perhormatan kepada roh orang yang telah meninggal, terutama
penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Di dalam gua-gua ditemukan
kerangka manusia yang telah dikuburkan. Temuan semacam ini sangat penting untuk
meneliti adat mengubur mayat dengan kepercayaan yang mereka anut. Para
sejarawan berkesimpulan bahwa pada masa itu orang sudah mempunyai kepercayaan
tertentu mengenai kematian.
No comments:
Post a Comment